Fish and Chips Rp 161 Ribu Tuai Kritik, Resto Berikan Penjelasan

Protes Porsi Fish and Chips Rp 161 Ribu, Pemilik Restoran Berikan Penjelasan Terperinci

Fish and Chips – Polemik harga dan porsi makanan kembali menjadi sorotan, kali ini di sebuah restoran Inggris bernama Oxton Bar and Kitchen. Seorang pelanggan bernama Debbie memprotes porsi hidangan fish and chips seharga £8 (sekitar Rp 161 ribu), yang menurutnya terlalu kecil. Melalui ulasan bintang dua di Facebook, Debbie mengungkap bahwa meskipun makanan terasa enak dan pelayanannya memuaskan, harga yang dikenakan dianggap tidak sebanding dengan porsi makanan yang diterima.

Namun, respons pemilik restoran tidak biasa dan mengejutkan banyak pihak. Pemilik restoran memberikan penjelasan rinci mengenai struktur biaya yang mendasari harga hidangan tersebut.

Penjelasan Mendetail dari Pemilik Restoran

Pemilik Oxton Bar and Kitchen merespons keluhan Debbie dengan memaparkan rincian margin keuntungan dari menu fish and chips tersebut. Mereka menjelaskan bahwa dari £8 yang dibayarkan pelanggan, 20% atau sekitar £1.34 (Rp 26.335) adalah pajak pertambahan nilai (PPN) yang wajib disetorkan ke pemerintah.

“Jadi, yang benar-benar kami terima hanyalah £6.66 (Rp 134.665),” ungkap pemilik restoran seperti dilansir Mirror UK.

Dari £6.66 yang tersisa, restoran harus membayar berbagai biaya, termasuk:

  1. Bahan baku segar: Fillet ikan haddock, adonan, saus tartar homemade, kentang goreng.
  2. Biaya tenaga kerja: Memasak dari awal hingga penyajian oleh chef.
  3. Biaya operasional: Listrik, gas, dan fasilitas lainnya.

Setelah semua biaya dihitung, restoran hanya mendapatkan keuntungan bersih sebesar £3.94 (Rp 79.662).

Pemilik restoran menyindir Debbie dengan mengatakan, “Jika £3.94 tidak cukup adil untuk menciptakan pengalaman makan ini, Anda dipersilakan mencobanya sendiri di rumah.”

Respon Netizen

Penjelasan dari pihak restoran ini menuai beragam respons, sebagian besar positif. Banyak netizen yang memuji transparansi pemilik restoran.

“Orang yang tidak pernah terlibat dalam menjalankan bisnis tidak tahu kerja keras dan stres yang dialami pemilik bisnis,” komentar seorang netizen.

Respons ini juga membuktikan bahwa pemilik Oxton Bar and Kitchen berani menyampaikan fakta dengan jujur, bahkan ketika menghadapi kritik.

Reputasi Pemilik Restoran

Bukan kali pertama Oxton Bar and Kitchen menjadi viral karena tanggapan pemiliknya. Sebelumnya, pemilik restoran, Mike Atkinson, pernah memberikan balasan terhadap tuduhan pengguna TripAdvisor yang menyebut salah satu pelayan restoran sebagai pengganggu. Tanggapan berani tersebut mendapat banyak pujian dari netizen yang memandang pemilik restoran sebagai sosok yang transparan dan tegas.

Pelajaran bagi Pelanggan dan Pemilik Bisnis

Kasus ini menjadi pengingat bahwa harga makanan di restoran mencerminkan banyak aspek, mulai dari kualitas bahan baku, keahlian chef, hingga biaya operasional. Pelanggan diharapkan memahami bahwa biaya yang mereka bayarkan mencakup lebih dari sekadar porsi makanan di piring.

Bagi pemilik bisnis, transparansi seperti yang ditunjukkan Oxton Bar and Kitchen dapat menjadi cara efektif untuk menjawab kritik dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Dengan penjelasan rinci ini, Oxton Bar and Kitchen tidak hanya mempertahankan reputasi mereka tetapi juga memberikan edukasi kepada pelanggan tentang kompleksitas bisnis restoran. Transparansi dan keberanian mereka menjadi inspirasi bagi pemilik bisnis lainnya.

Respons Oxton Bar and Kitchen mengajarkan bahwa transparansi dapat menjadi cara efektif untuk menghadapi kritik pelanggan. Dengan memberikan rincian biaya secara jelas, pemilik restoran tidak hanya berhasil menjawab keluhan tetapi juga mendidik pelanggan tentang realitas operasional bisnis kuliner. Banyak netizen yang mengapresiasi sikap tersebut, menganggapnya sebagai langkah berani yang patut ditiru oleh pelaku bisnis lainnya.

Kasus ini juga menunjukkan pentingnya apresiasi terhadap kualitas layanan dan upaya pemilik bisnis dalam menciptakan pengalaman makan yang menyenangkan. Semakin banyak pelanggan memahami nilai di balik harga, semakin kuat hubungan antara bisnis dan konsumennya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Wanderz Blog by Crimson Themes.