Warung Nasi di Toko Bangunan: Unik, Murah, dan Selalu Ramai
Warung Nasi – Di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan, sebuah toko bangunan menjadi perbincangan karena menawarkan sesuatu yang tak biasa, warung nasi dengan 24 jenis lauk rumahan. Meski berlokasi di dalam toko bangunan, warung ini dikenal dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 10.000 per porsi, dan selalu ramai setiap harinya.
1. Awal Ide Membuka Warung Nasi
David, pemilik toko bangunan sekaligus warung nasi ini, memulai usaha tersebut dengan tujuan sederhana: memudahkan karyawannya mendapatkan makanan terjangkau di kawasan elit yang serba mahal.
“Di sini susah cari makan murah. Awalnya cuma buat karyawan saya yang jumlahnya 30 orang. Saya pun akhirnya menyewa satu juru masak untuk memasak makanan sederhana,” ujar David.
Modal awal yang dikeluarkan sekitar Rp 400.000 hanya cukup untuk menyediakan empat jenis lauk. Namun, seiring waktu, warung ini menarik perhatian masyarakat sekitar hingga berkembang pesat.
2. Pilihan Lauk Beragam dan Berkualitas
Kini, warung nasi tersebut menyajikan 24 jenis lauk setiap hari, dengan variasi menu yang terus berganti agar pelanggan tidak bosan.
“Ada 8 menu utama, sisanya ganti-ganti. Mulai dari tempe orek, tongkol balado, ayam goreng, cumi asin, hingga sayur cuciwis,” jelas David.
Meskipun harganya murah, David memastikan kualitas makanan tetap terjaga. Semua bahan yang digunakan segar, dan minyak goreng yang dipakai adalah jenis premium yang hanya digunakan sekali.
Contoh porsi menu lengkapnya: ayam balado besar, mie goreng, nasi putih, satu gorengan, dan telur asin hanya dihargai Rp 19.000.
3. Laris dan Cepat Habis
Warung Nasi Toko Bangunan buka mulai pukul 06.00 pagi, tetapi menjelang siang sekitar pukul 13.00, banyak lauk yang sudah habis. Selain lauk-pauk, warung ini juga menawarkan gorengan dan jajanan pasar.
Gorengan menjadi salah satu favorit, seperti tempe, tahu isi, dan bakwan, yang dijual seharga Rp 5.000 untuk dua buah. Dalam sehari, David mengaku bisa menjual hingga 1.200 gorengan, semuanya diproduksi sendiri.
4. Tujuan Sosial dan Sedekah
Bagi David, warung nasi ini tidak hanya soal bisnis, tetapi juga untuk bersedekah. Awalnya, ia ingin memastikan karyawannya bisa makan dengan layak.
“Kalau kita muliakan karyawan, pasti mereka setia, dan berkah selalu ada. Jadi, saya juga ingin berbagi dengan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
David bahkan mengizinkan siapa saja yang tidak mampu untuk makan gratis di warungnya tanpa syarat. “Saya sudah pesan ke karyawan yang jaga, kalau ada yang tidak bisa bayar, kasih saja. Ini niat saya untuk bersedekah,” tambahnya.
5. Warung Unik yang Menginspirasi
Warung Nasi Toko Bangunan ini membuktikan bahwa lokasi bukan halangan untuk menciptakan usaha yang bermanfaat. Dengan harga murah, kualitas makanan tinggi, dan tujuan sosial, warung ini tidak hanya memuaskan rasa lapar tetapi juga menjadi inspirasi tentang bagaimana sebuah bisnis bisa memberi dampak positif bagi banyak orang.
Jadi, jika Anda berada di sekitar Alam Sutera, jangan lupa mampir dan rasakan sendiri keunikan serta kelezatan sajian di warung ini!