Cerita di Balik Bungkus Oreo Bermotif Batik dan Wastra Nusantara
Cerita di Balik Bungkus – Pada Oktober 2024, brand camilan populer Oreo meluncurkan kemasan edisi khusus yang menampilkan motif wastra khas Indonesia. Langkah ini menjadi salah satu upaya Oreo untuk merayakan kekayaan budaya nusantara melalui kemasan produknya. Tidak hanya sekadar tampilan, motif-motif yang digunakan pada kemasan ini memiliki cerita dan filosofi mendalam yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu motif yang ditampilkan adalah Batik Mega Mendung dari Cirebon, yang menghiasi kemasan Oreo rasa original. Motif ini melambangkan ketenangan dan kesejukan, sesuai dengan filosofi masyarakat Cirebon. Selain itu, Oreo rasa strawberry tampil memikat dengan motif Kain Songket dari Palembang, yang dikenal dengan keindahan tenunan benang emasnya yang melambangkan kemewahan dan keanggunan budaya Sumatra Selatan.
Bukan hanya itu, Oreo varian rasa blueberry hadir dengan kemasan bermotif Tenun Sengkang dari Makassar. Tenun ini dikenal dengan pola geometrisnya yang mencerminkan ketelitian dan kearifan lokal masyarakat Bugis. Sementara itu, varian rasa cokelat menampilkan motif Tenun Endek dari Bali, yang sering digunakan dalam upacara adat sebagai simbol harmoni dan spiritualitas.
Langkah Oreo ini tidak hanya memberikan sentuhan lokal pada produk global, tetapi juga menjadi medium edukasi budaya. Dengan kemasan bermotif wastra Indonesia, Oreo mengajak konsumen untuk lebih mengenal dan menghargai kekayaan tradisi tekstil nusantara, sekaligus menjadikan camilan ini lebih dari sekadar makanan ringan—tapi juga sebuah bentuk penghormatan terhadap budaya Indonesia.
Mengenalkan Kebudayaan Indonesia ke Anak-Anak Melalui Oreo
Selain sebagai penghormatan terhadap budaya nusantara, hadirnya motif wastra Indonesia pada kemasan Oreo juga didorong oleh visi untuk mengenalkan kebudayaan lokal kepada generasi muda, terutama anak-anak. Dian Ramadianti, Senior Marketing Manager Biscuits Mondelez Indonesia, menjelaskan bahwa Oreo memiliki kedekatan yang erat dengan segmen ibu dan anak, yang menjadi inspirasi untuk membawa elemen budaya ini ke dalam produk mereka.
“Batik biasanya lebih sering digunakan saat sudah dewasa, dan untuk anak-anak mungkin terasa kurang menarik atau terkesan tua. Karena itu, kami menghadirkan motif wastra seperti batik dengan desain yang lebih ceria, sehingga anak-anak sejak dini terbiasa melihat hasil karya budaya,” ujar Dian saat berbicara di acara Oreo Berbagi di Cirebon, Senin (11/11/2024).
Menurut Dian, anak-anak adalah individu yang penuh rasa ingin tahu. Hal ini menjadi peluang bagi Oreo untuk memanfaatkan rasa ingin tahu tersebut dan membangkitkan minat mereka terhadap kekayaan budaya Indonesia. Dengan menghadirkan motif-motif seperti Batik Mega Mendung dan Tenun Endek pada kemasan, Oreo tidak hanya menjadi camilan favorit tetapi juga menjadi media edukasi yang menyenangkan.
Langkah ini mencerminkan komitmen Oreo dalam memperkuat identitas budaya Indonesia melalui pendekatan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari keluarga, sekaligus memperkenalkan budaya nusantara dengan cara yang segar dan menarik bagi anak-anak.