Kecelakaan yang melibatkan truk berisi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin terjadi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kejadian ini mengakibatkan 17 mahasiswa mengalami luka-luka saat pulang dari praktek lapangan di daerah Malino.
Menurut keterangan resmi, kecelakaan terjadi di jalan menurun yang berkelok. Studi lapangan ini diikuti oleh total 70 mahasiswa dari berbagai jurusan di Fakultas Pertanian, didampingi oleh dosen dan tenaga pendidik yang berpengalaman.
Momen Penting dalam Praktek Lapangan di Malino
Praktek lapangan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa. Di Malino, para mahasiswa belajar langsung dari petani setempat, sehingga dapat memahami praktik pertanian yang baik.
Di tengah kegiatan tersebut, para mahasiswa membagi projek mereka yang menuntut kreativitas dan keterampilan. Melalui pengalaman ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah untuk dunia nyata.
Namun, kejadian tak terduga ini menunjukkan adanya risiko dalam perjalanan yang harus diperhatikan. Kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar seperti truk sangat mungkin terjadi terutama di daerah dengan kondisi jalan yang ekstrem.
Detail Kecelakaan yang Mempengaruhi Banyak Mahasiswa
Setelah selesai melakukan aktivitas, saat perjalanan pulang, truk yang ditumpangi mahasiswa mengalami kecelakaan. Pihak Humas Universitas melaporkan bahwa truk terbalik di jalan turunan sekitar pukul 13.00 WITA.
Evakuasi dilakukan dengan cepat oleh warga sekitar yang melihat kecelakaan tersebut. Sebanyak 11 mahasiswa dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan segera.
Meski mengalami luka-luka, kondisi para korban Kecelakaan ini cenderung stabil. Humas Unhas menjelaskan bahwa sebagian besar mengalami luka memar dan lecet, dengan satu mahasiswa harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.
Upaya Penanganan dan Pemulihan Pasca Kecelakaan
Setelah evakuasi, pengelola universitas segera mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan mahasiswa. Dosen pendamping bersinergi dengan pihak rumah sakit untuk merawat yang mengalami luka lebih serius.
Mereka yang tidak terluka terlalu parah diperbolehkan pulang setelah mendapat informasi mengenai keselamatan rekan-rekannya. Proses pemulihan berjalan dengan baik dan semua pihak terlibat dalam penanganan situasi ini.
Selanjutnya, prosedur keselamatan dalam melakukan kegiatan lapangan harus lebih ditekankan. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi universitas dan mahasiswa untuk lebih berhati-hati, terutama saat melakukan perjalanan di daerah berisiko tinggi.
