Fenomena Generasi Z yang semakin bergantung pada kecerdasan buatan (AI) untuk curhat menjadi perhatian serius dalam bidang psikologi. Menurut Dr. Retno Kumolohadi S.Psi., M.Si., Psikolog, ketua yang baru terpilih kembali di Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, perlu dipahami bahwa meskipun AI dapat menjadi alat bantu, keberadaan psikolog manusia tetap tak tergantikan.
Retno menambahkan bahwa banyak dari generasi muda ini, meskipun menggunakan AI seperti ChatGPT untuk berbagi cerita atau perasaan mereka, pada akhirnya tetap merindukan sentuhan psikologis yang lebih mendalam. Hal ini mengindikasikan pentingnya kehadiran profesional dalam menangani masalah kesehatan mental yang lebih kompleks.
Di ruang praktik psikologi klinis, fakta menunjukkan banyaknya pasien dari generasi Z yang mengaku bahwa tanggapan AI tidak mampu memahami konteks emosional mereka secara memadai. Ini menjadi pertanda bahwa interaksi manusia tetap memiliki nilai yang tak ternilai dalam proses penyembuhan.
Keberadaan AI dalam Kesehatan Mental Generasi Z di Indonesia
Penggunaan AIs telah meningkat secara signifikan, terutama di kalangan generasi muda. Mereka menjadikan AI sebagai panduan dalam menghadapi masalah kesehatan mental, meskipun hasilnya sering kali tidak memuaskan.
Untuk memahami kompleksitas perasaan mereka, banyak yang memilih kembali ke psikolog setelah menggunakan AI. Keterbatasan AI dalam menangkap nuansa emosional menjadi salah satu faktor utama yang mendorong mereka beralih kembali ke pendekatan konvensional.
Penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara manusia dan mesin tidak sepenuhnya efektif dalam menangani gangguan jiwa yang serius. Oleh karena itu, peran psikolog tetap sangat diperlukan untuk memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih mendalam.
Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia yang Perlu Diperhatikan
Dalam Kongres V Ikatan Psikolog Klinis Indonesia yang diadakan pada November 2025, Retno menyoroti kondisi darurat kesehatan mental di Indonesia. Angka prevalensi gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan terus meningkat, suatu kenyataan yang mengkhawatirkan.
Menurut data yang ada, masalah kesehatan mental di kalangan masyarakat Indonesia semakin memerlukan perhatian khusus. Dengan tingginya kasus bunuh diri yang terjadi, penting untuk melakukan langkah-langkah konkret untuk menangani masalah ini.
Peningkatan kesadaran akan isu-isu ini sangat penting, terutama dalam mendidik masyarakat akan perlunya mencari bantuan profesional. Hal ini juga mencakup pemahaman bahwa negatifnya stigma terhadap gangguan mental perlu diatasi agar orang lebih berani untuk mencari pertolongan.
Pentingnya Kerjasama Antara Ahli Psikologi dan AI
Sementara AI berkembang pesat dan menawarkan banyak kemudahan, kolaborasi antara teknologi dan psikologi sangat diperlukan. Ini dapat memperkuat cara kita memahami kesehatan mental, dengan AI sebagai alat pendukung di sisi psikolog profesional.
Psikolog dapat menggunakan data dari interaksi dengan AI untuk menyesuaikan pendekatan mereka terhadap pasien. Hal ini memungkinkan penanganan yang lebih efektif berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Namun, penting untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak menggantikan peran psikolog, melainkan melengkapi proses terapi dan konseling. Dengan demikian, keseimbangan antara keduanya dapat tercapai untuk manfaat yang lebih besar bagi pasien.
