Tidur sambil melakukan sleep call kini menjadi kebiasaan banyak orang, terutama pasangan yang sedang menjalin hubungan jarak jauh (LDR). Ponsel dibiarkan menyala, panggilan aktif berjam-jam, bahkan diletakkan sangat dekat dengan kepala. Kebiasaan ini sering dianggap aman karena hanya menemani tidur, padahal berpotensi mengganggu kualitas istirahat.
Selama sleep call, layar ponsel kerap tetap aktif akibat notifikasi dan perubahan cahaya. Paparan cahaya buatan di malam hari, meski tidak selalu terang, dapat mengganggu ritme alami tubuh dan menghalangi proses pemulihan yang seharusnya terjadi saat tidur.
Tidur idealnya adalah fase pemulihan total bagi tubuh dan pikiran. Ketika tidur disertai sleep call, tubuh mungkin terpejam, namun otak belum sepenuhnya beristirahat, mengakibatkan tidur terasa kurang berkualitas meski durasinya cukup.
Mengapa Sleep Call Menjadi Tren di Kalangan Pasangan Jarak Jauh?
Banyak pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh merasa kesepian dan mencari cara untuk tetap terhubung secara emosional. Sleep call menjadi salah satu solusi untuk menciptakan kesan kedekatan meski terpisah oleh jarak. Kebersamaan saat tidur, meski melalui telepon, dirasa dapat mengurangi rasa kangen yang mendalam.
Komunikasi yang terus berlanjut, bahkan saat tidur, memberi rasa aman dan nyaman bagi pasangan. Mereka merasa seolah-olah tetap bisa merasakan kehadiran satu sama lain meski secara fisik tidak bisa bertemu. Namun, kebiasaan ini dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan.
Hal ini juga didukung oleh media sosial yang semakin memudahkan komunikasi. Pasangan dapat saling bertukar pesan, foto, dan video, menciptakan momen kebersamaan yang lebih banyak. Namun, adakah risiko yang perlu diwaspadai dari kebiasaan ini yang terus menerus dilakukan?
Dampak Negatif dari Kebiasaan Sleep Call pada Kualitas Tidur
Riset menunjukkan bahwa paparan cahaya biru yang dipancarkan oleh layar ponsel dapat mengganggu produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang mengontrol siklus tidur, dan penurunan kadar hormon ini bisa menyulitkan seseorang untuk tertidur dengan nyenyak. Tanpa kesadaran, kebiasaan tidur dengan layar ponsel terjaga dapat merusak kesehatan jangka panjang.
Sementara itu, tidak hanya cahaya yang berperan, tetapi juga kondisi psikologis saat berada di dekat ponsel. Keterhubungan yang konstan membuat otak tetap siaga, menyebabkan pikiran tidak bisa tenang dan kondisi tubuh tidak bisa sepenuhnya istirahat. Ini bisa berakibat pada tingkat kelelahan yang lebih tinggi saat bangun di pagi hari.
Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Gangguan tidur akibat sleep call dapat menyebabkan peningkatan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Ini menjadi penting untuk memperhatikan kualitas tidur agar kesehatan emosional dan fisik tetap terjaga.
Solusi untuk Tidur yang Lebih Baik Tanpa Mengorbankan Koneksi
Mencari cara untuk tetap terhubung dengan pasangan tanpa harus tidur sambil melakukan sleep call adalah langkah yang bijak. Salah satunya adalah dengan mengatur waktu tidur yang laur biasa dan menghindari penggunaan ponsel terlalu dekat dengan saat tidur. Ini akan membantu tubuh dan pikiran untuk beristirahat lebih baik.
Alternatif lain adalah melakukan video call atau obrolan santai sebelum tidur, lalu mematikan ponsel saat tidur. Ini memungkinkan pasangan untuk tetap merasakan kehadiran satu sama lain tanpa mengorbankan kualitas tidur. Mengatur waktu dan tempat tidur yang nyaman juga dapat meningkatkan kenyamanan saat tidur.
Memastikan lingkungan tidur yang tenang dan bebas dari gangguan juga sangat penting. Penggunaan aplikasi relaksasi atau musik pelan bisa membantu menciptakan suasana tidur yang lebih baik. Dengan langkah-langkah ini, pasangan tetap bisa merasakan kedekatan tanpa gangguan dari teknologi.
