Kabar terbaru mengenai kebakaran kapal motor Makmur 03 menghebohkan masyarakat, terutama yang berada di sekitar perairan Banda, Maluku Tengah. Insiden ini terjadi pada Jumat siang dan melibatkan sebelas anak buah kapal yang kini dinyatakan hilang.
Anak buah kapal yang hilang tercatat memiliki berbagai usia, mulai dari yang berumur 21 hingga 62 tahun. Keberadaan mereka saat ini menjadi perhatian serius pihak berwenang setempat, yang sedang melakukan usaha pencarian di tengah kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
Penyebab dan Kronologi Kebakaran Kapal Makmur 03
Kapal Makmur 03, yang dipimpin oleh seorang nakhoda berpengalaman bernama Yakob, berangkat dari Pelabuhan Tulehu menuju lokasi pemancingan ikan. Misi tersebut dimulai pada malam hari, tepatnya pukul 02:00 WIT, pada hari Sabtu, 8 November.
Namun, kondisi mendesak terjadi pada Kamis, 20 November, ketika pemilik kapal menerima laporan mencemaskan bahwa kebakaran terjadi di kapal sekitar pukul 17:50 WIT. Ketidakpastian dan kecemasan mulai menyelimuti keluarga dan relasi dari anak buah kapal yang berada dalam situasi berbahaya ini.
Setelah menerima informasi mengenai kebakaran, Kepala Basarnas Ambon, Muhammad Arafah, segera menyatakan langkah-langkah yang diambil untuk mencari para korban. Hal ini menunjukkan keseriusan pihak otoritas dalam menangani insiden yang sangat berbahaya ini.
Usaha Pencarian yang Dihadapi Berbagai Tantangan
Pencarian yang dimulai pada hari pertama, Jumat, 21 November, mengalami berbagai kendala. Cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Banda menyebabkan upaya tersebut terhambat dan belum membuahkan hasil.
Meski demikian, Basarnas tidak menyerah dan mengerahkan KN Bharata menuju titik pencarian yang terletak di koordinat yang telah ditentukan. Harapan untuk menemukan anak buah kapal yang hilang tetap ada meski dengan risiko yang cukup besar.
Dalam situasi seperti ini, pencarian menjadi semakin rumit. Dengan gelombang tinggi yang masih terjadi, pencarian dihentikan sementara dan dijadwalkan ulang untuk dilanjutkan keesokan harinya.
Koordinasi Antara Pihak Terkait dalam Penanganan Kasus
Koordinasi yang baik antara Basarnas, pihak kapal, serta otoritas maritim sangatlah penting dalam situasi genting seperti ini. Setelah mendapatkan laporan kebakaran, Basarnas segera melakukan langkah-langkah awal untuk memastikan keselamatan para anak buah kapal.
Penanggung jawab kapal, yang merupakan bagian dari perusahaan ikan Maluku Prima, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada satu pun anak buah kapal yang ditemukan. Hal ini menciptakan kekhawatiran mendalam, terutama di kalangan keluarga mereka.
Keberadaan pihak kepolisian air dan TNI-AL juga menjadi bagian penting dalam upaya ini. Mereka berkolaborasi untuk menggali lebih dalam informasi terkait kebakaran yang terjadi di tengah laut.
