Kabupaten Klungkung di Bali menorehkan prestasi dengan menjadi daerah terendah dalam prevalensi stunting di Indonesia, yaitu 5,1 persen, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024. Pencapaian ini mendapat pengakuan dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menyoroti pentingnya upaya bersama dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini.
Gibran menyampaikan penghargaannya pada Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 di Jakarta. Pembicaraan mengenai langkah-langkah yang bisa diambil untuk mereplikasi kesuksesan Klungkung menjadi sangat menarik perhatian banyak pihak.
Bupati Klungkung, I Made Satria, mengungkapkan bahwa prevalensi stunting pada tahun 2021 sempat melonjak hingga 19,4 persen. Namun, upaya kolaboratif yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir berhasil menurunkan angka tersebut secara signifikan.
Strategi Kolaboratif yang Efektif dalam Mengatasi Stunting
Pencapaian Klungkung tidak lepas dari kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, desa, dan lembaga masyarakat. Langkah-langkah kolaboratif ini mengedepankan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam penurunan angka stunting di Klungkung. Program-program yang dijalankan tidak hanya berasal dari pemerintah, melainkan juga melibatkan desa adat dan organisasi lokal lainnya yang berkomitmen untuk kesehatan anak dan remaja.
Dengan kerjasama yang solid, berbagai program dapat diimplementasikan secara efektif. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan komunitas sangatlah penting dalam mengatasi tantangan besar seperti stunting.
Inisiatif KASINIKAH untuk Mencegah Stunting di Kalangan Remaja
Salah satu program unggulan yang turut berkontribusi adalah KASINIKAH, yang berfokus pada remaja putri dan calon pengantin. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi kesehatan optimal sebelum memasuki fase pernikahan dan kehamilan.
KASINIKAH melaksanakan intervensi dengan memberikan pendampingan dan asupan gizi tambahan, khususnya dalam pencegahan anemia. Untuk menyiapkan diri menuju kehidupan berumah tangga, remaja putri diharapkan mengerti betapa pentingnya kesehatan sebelum menikah.
Pemberian tablet tambahan yang dilakukan dalam program ini menjadi unik, di mana calon pengantin tidak hanya menerima obat tersebut secara mandiri. Melainkan, mereka mendapatkan pendampingan untuk memastikan pengobatan tersebut benar-benar dilaksanakan.
Pentingnya Kesehatan Ibu bagi Generasi Masa Depan
I Made Satria menekankan bahwa kesehatan calon ibu sangat berpengaruh pada kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan kesehatan yang terjamin, para ibu hamil diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang sehat dan berkualitas.
Tindakan pencegahan anemia sebagai langkah preventif menjadi fokus dalam berbagai program intervensi. Hal ini berperan penting untuk memastikan bahwa ibu-ibu masa depan mendapatkan pendidikan dan informasi kesehatan yang diperlukan.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan ini juga diharapkan dapat berdampak luas di kalangan masyarakat. Ketika ibu sehat, hal ini tidak hanya menguntungkan bagi anak mereka, tetapi juga bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam perjalanan penurunan angka stunting ini, Klungkung memberikan pelajaran berharga. Dengan kerja sama dan dedikasi yang tinggi, masalah kesehatan yang kompleks seperti ini dapat diatasi secara efektif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap daerah mempunyai potensi untuk mencapai kesuksesan serupa bila ada kesungguhan dan semangat gotong royong.
Kedepannya, daerah lain di Indonesia hendaknya mengambil pelajaran dari Kabupaten Klungkung. Strategi yang tepat, serta partisipasi seluruh elemen masyarakat, dapat menjadi kunci dalam penurunan prevalensi stunting secara nasional.
Program KASINIKAH menjadi salah satu contoh inovatif yang dapat diadaptasi. Dengan menargetkan kelompok yang paling rentan dan memberikan dukungan yang tepat, seluruh aspek kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan secara bersamaan.
